KLATEN-Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten telah membentuk 26 tim untuk memantau hewan kurban sejak Rabu (21/5/2025).
Setiap tim terdiri dari empat orang yang berisikan tenaga medis dan paramedis di wilayah.
Mereka bergerak di bawah koordinator lima Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di Klaten.
“Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan terhadap antemortem dan nantinya postmortem. Harapannya bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi yang berkurban dan masyarakatnya yang menerima daging seusai penyembelihan,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten Triyanto saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (28/5/2025).
Lebih lanjut, Triyanto bahwa 26 tim yang telah dibentuk sudah bergerak untuk melakukan pemeriksaan antemortem pada hewan kurban.
Terutama yang menitikberatkan pada kesehatan hewan kurban sebelum dilakukan penyembelihan.
Triyanto mengungkapkan, saat dilakukan pemeriksaan itu terdapat satu hingga dua ekor sapi yang bergejala lumpy skin disease (LSD).
Tetapi langsung dilakukan penanganan oleh tim agar segera sembuh.
“Sampai saat ini belum ada temuan. Memang ada satu hingga dua ekor yang LSD, tapi wajar. Setelah diamati ternyata karena kurangnya menjaga kebersihan kandang. Ada yang sebelumnya untuk kurban tetapi sudah terganti dengan sapi lainnya,” ujar Triyanto.
Triyanto juga mengungkapkan, untuk kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) masih dapat dikendalikan.
Terlebih lagi sudah diambil langkah-langkah pencegahan dan penanganannya oleh tim DKPP Klaten.
Maka itu, bagi peternak maupun yang hendak beli hewan kurban tidak perlu khawatir.
Berkaca pada 2024, untuk hewan sapi yang akan disembelih di Klaten mencapai sekira 9.700 ekor dan kambing 6.000 ekor dan domba 4.000 ekor.
Sedangkan potensi sapi di Klaten sekira 14.000 ekor. Sementara itu untuk domba sekitar 12.000 ekor dan kambing 13.000 ribu ekor.
“Jadi untuk kebutuhan hewan kurban aman. Tim juga sudah melakukan pengecekan ke lokasi penampungan hewan kurban. Termasuk hewan kurban milik Presiden Prabowo Subianto,” ujar Triyanto.
Sementara itu, salah satu pedagang hewan kurban asal Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Klaten, Tolo, 45, mengungkapkan permintaan dari masyarakat terus meningkat jelang Idul Adha.
Begitu juga dengan harga jual juga mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 22 juta per ekor untuk sapi sekarang sudah Rp 23 juta per ekor.
“Untuk harga Rp 23 juta ini ya memiliki berat sekira 400 Kg dengan jenis limosin. Sampai saat ini untuk pembelian lokalan sudah laku 88 ekor. Sedangkan untuk pesanan ke Jakarta sudah 28 ekor,” ujar Tolo.