KEMALANG-Warga di wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, berharap ada penambahan kuota rombel untuk sistem penerimaan murid baru (SPMB) kelas jauh SMAN 1 Karangnongko yang berada di Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang.
Pasalnya, kuota yang dibuka belum cukup menampung siswa asal lereng Gunung Merapi yang terancam tak mendapatkan kelas di sekolah negeri pada SPMB tahun ini.
Hal itu disampaikan sejumlah orang tua yang mendatangi kantor Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Rabu (18/6/2025). Sebagai informasi, kuota untuk kelas jauh SMAN 1 Karangnongko sebanyak dua rombel atau 72 siswa.
Jumlah itu lebih banyak dibandingkan kuota kelas jauh pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun lalu sebanyak satu rombel. Hingga akhirnya kuota ditambah setelah warga menggelar aksi.
Salah satu orang tua, Eli Ponco, 38, mengungkapkan sudah mencoba mendaftar melalui SPMB online. “Kemarin sudah mencoba mendaftar di SMAN 1 Karangnongko. Kemudian coba ganti di Gantiwarno. Sudah terlempar. Sepertinya kalau di sekolah negeri enggak ada harapan lagi,” kata Eli yang merupakan warga Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang.
Eli mengaku sudah mendaftarkan anaknya di kelas jauh SMAN 1 Karangnongko. Namun, statusnya sebagai cadangan lantaran pendaftar sudah melebihi kuota. Lantaran hal itu, Eli was-was anaknya tak bisa masuk di kelas jauh. “Anak saya cadangan urutan ketiga,” kata Eli.
Eli berharap seluruh lulusan SMP asal Kecamatan Kemalang yang terpental dari SPMB secara online bisa diterima di kelas jauh. “Harapannya semua bisa terakomodasi tanpa harus ada yang tersingkir,” jelas Eli.
Disinggung mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta, Eli masih pikir-pikir. Selain jarak yang jauh, dia mengaku kewalahan untuk pembiayaan sekolah. “Ya kendala biaya karena hanya kuli di Kali Woro,” kata Eli.
Orang tua lainnya, Sutomo, 38, mengungkapkan sudah mendaftar SPMB secara online dengan pilihan ke SMAN 1 Karangnongko, SMAN 1 Prambanan hingga SMKN 1 Jogonalan. Namun, anaknya terpental dari jurnal.
“Pakai domisili terpental, pakai prestasi terpental, menggunakan afirmasi enggak bisa karena P4 [prioritas 4]. Satu-satunya harapan ya di sini [kelas jauh]. Kalau ke sekolah swasta, enggak mampu,” kata Sutomo yang merupakan warga Desa Bumiharjo, Kecamatan Kemalang.
Sutomo mengungkapkan bersama beberapa orang tua mendatangi kantor Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang dan berharap anak mereka diterima di kelas jauh SMAN 1 Karangnongko.
Sutomo sudah mendaftarkan anaknya di kelas jauh dan masuk cadangan pada urutan kesembilan. “Saya hanya ingin memastikan anak saya tetap masuk di sini. Masa orang Kemalang yang dekat saja enggak bisa masuk. Terus anak itu besoknya mau seperti apa,” kata dia.
Kepala Desa Tlogowatu, Suprat Widoyo, mengungkapkan sudah ada penambahan kuota untuk siswa kelas jauh pada SPMB tahun ini jika dibandingkan tahun lalu. Jika tahun sebelumnya hanya satu rombel atau 36 siswa, kali ini kuota yang dibuka sebanyak dua rombel atau 72 siswa.
“Setelah pengisian kemarin ditutup untuk siswa baru dua rombel, sampai saat ini antusias mendaftar masih banyak sekali. Saya berharap semua pemangku kebijakan pendidikan, termasuk Mas Bupati mohon agar nanti anak-anak kami di Kemalang bisa ter-cover meskipun di kelas jauh,” kata Suprat.
Dia memastikan pemerintah desa siap menyediakan fasilitas sebagai ruang kelas agar siswa baru seluruhnya bisa menempuh pendidikan di kelas jauh.
“Nyuwun tulung diajukan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah agar ditambah satu rombel lagi agar anak-anak ini semua yang mendaftar bisa melanjutkan pendidikan di kelas jauh,” jelas dia.
Suprat mengungkapkan lulusan SMP di Kecamatan Kemalang hampir 600 orang. Siswa lulusan SMP asal Kecamatan Kemalang yang berpeluang diterima di SMAN 1 Karangnongko dengan pendaftaran secara reguler sekitar 15 orang.
Suprat mengungkapkan kuota kelas jauh sebanyak 72 siswa sudah penuh. Sementara, permintaan untuk mendaftar terus berdatangan. Sekitar 40an anak asal Kecamatan Kemalang kini berharap bisa melanjutkan pendidikan melalui kelas jauh SMAN 1 Karangnongko yang berada di Desa Tlogowatu.
“Kemarin yang lain sudah kami arahkan untuk sekolah swasta maupun sekolah negeri yang agak jauh. Tetapi karena kondisi anak-anaknya sebagian juga dari lereng pegunungan Merapi, kemudian ada yang anak yatim-piatu, dari keluarga miskin, kami juga susah untuk mengarahkan ke swasta. Intinya tolong ada tambahan satu rombel. Mohon maaf, mungkin ini di luar apa yang dibayangkan kemarin,” kata Suprat.
Suprat juga berharap pendirian SMA di Kecamatan Kemalang bisa segera dilakukan agar persoalan kesulitan mendapatkan akses sekolah negeri terutama di tingkat SMA/SMK tak lagi terjadi.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, menjelaskan kewenangan terkait SMA/SMK berada di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Merespons harapan warga Kemalang agar ada rekomendasi bupati untuk penambahan rombel pada SPMB kelas jauh, Hamenang berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Hamenang langsung menghubungi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak guna pengajuan surat penambahan kelas jauh.
“Pasti, nanti akan kami tindaklanjuti. Begitu ini menjadi laporan, kami tandatangani dan segera kami sodorkan ke provinsi secepat mungkin,” kata Hamenang saat ditemui di Pendopo Pemkab Klaten.