JATINOM – Puncak tradisi Yaa Qowiyyu atau Saparan di Jatinom digelar Jumat siang (8/8/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. Puncak tradisi Yaa Qowiyyu yaitu dengan sebaran apem di komplek Sendang Klampeyan atau sebelah selatan Makam Kiai Ageng Geribig Jatinom.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, Wabup Klaten Benny Indra Ardhianto, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Ravindra Airlangga serta Forkopimda Klaten, Forkopimcam Jatinom,tokoh masyarakar Jatinom, pegiat seni Jatinom, tokoh agama dan Pokoso.

Sebelum penyebaran apem, Bupati Hamenang menyampaikan traidis Yaa Qowiyyu merupakan satu aset budaya atau tradisi di Klaten yang perlu dilestarikan mengingat tradisi Yaa Qowiyyu merupakan tradisi turun menurun yang membawa nilai-nilai agama yang diajarkan oleh Kiaia Ageng Geribig.
“Tradisi Yaa Qowiyyu ini sarat dengan nilai yang sangat luhur. Tentu saja kegiatan ini harus dilestarikan bersama agar generasi nanti masih bisa menikmati kegiatan yang luar biasa ini. Salah satu maknya yakni saling memaafkan agar kemudian semua bisa saling bertoleransi dan kerukunan terjaga khususnya di Kabupaten Klaten,” kata Hamenang.

Sementara itu, Ketua BKSAP DPR, Ravindra Airlangga, yang mewakili Airlangga Hartarto yang tak bisa hadir menyampaikan pihaknya mengajak untuk bisa menauladani sosok Kiai Ageng Geribig Jatinom. “Beliau adalah seorang wali besar yang pada masanya dikenal istikamah dan selalu berdakwah dengan kelembutan dan keramahan, namun tetap tegas dan mampu menyentuh hati masyarakat,” jelas Ravindra yang mengklaim dirinya masih salah satu keturunan Kiai Ageng Geribig Jatinom.
Pantauan Joglo Pos pada Jumat (8/8/2025), sejak pukul 10.00 WIB, warga yang datang dari berbagai pelosok sudah mulai memenuhi komplek Sendang Klampeyan Jatinom. Mereka rela menunggu proses sebaran apem yang akan dilakukan selepas Sholat Jumat seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya.

Sekitar pukul 13.00 WIB, dua gunungan apem, yakni Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon dibawa turun ke komplek Sendang Klampeyan setelah sehari sebelumnya disemayamkan di Joglo Pengelola Pelestari Peninggalan Kiai Ageng Geribig (P3KAG) Jatinom yang berada di sebelah utara Masjid Agung Jatinom.
Dua gunungan apem tersebut dibawa menuju komplek Sendang Klampeyan oleh Santri Padepokan Ash Shomad Jatinom. Selanjutnya dua gunungan tersebut didoakan sebelum disebarkan kepada pengunjung yang telah memenuhi komplek Sendang Klampeyan.
Sesaat kemudian, apem mulai disebar dari atas panggung oleh santri Padepokan Ash Shomad Jatinom. Sekitar 54.200 kue apem, atau sekitar 6 ton kue apem disebarkan di komplek Sendang Klampeyan. Uyel-uyelan, desuk-desukan pengunjung saling berebut apem yang disebar dari atas panggung.
Walaupun demikian, prosesi sebatran apem tetap berjalan aman, gayeng dan terkedali, walaupun ada yang terinjak saat berebut apem, para pengunjung bisa saling memahami. Mereka, para pengunjung meyakini jika bisa mendapat apem yang disebar, mereka akan mendapat keberkahan dalam kehidupannya.
Dalam waktu sekitar 1 jam, sekitar 6 ton kue apem sudah habis disebar oleh panitia. “Alhamdulillah dapat 3 apem, ini saya liatin, walaupun kondisinya sudah rusak, namun tetap akan kami bawa pulang,” ujar Yuliana (32), warga asal Desa Ngembat Padas, Kecamatan Gemolong, Sragen yang datang bersama keluarganya.
Lain halnya dengan Darmawan (48), warga Kecamatan Pedan, ia mengaku mendapat 12 kue apem yang disebar panitia. “Dapat 12 kue apem, saya menggunakan payung, kemudian saya balik, nah alhamdiulillah dapat menjaring banyak apem,” ujar Darmawan kepada Joglo Pos usai sebaran apem.
Saat ditanya harapanya terhadap tradisi Yaa Qowiyyu ini, Darmawan mengatakan supaya tradisi Yaa Qowiyyu bisa terus dipertahanan dan dijalankan setiap tahun, khususnya setiap Bulan Sapar, karena walau bagaimanapun, Yaa Qowiyyu merupakan tradisi warisan Kiai Ageng Geribig Jatinom yang sudah berjalan selama ratusan tahun. “Ini tradisi yang mengandung nilai-nilai yang baik, jadi harus dipertahankan selamanya,” pungkas Darmawan.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina P3KAG, KRT M Daryanta Rekso Hastonodipuro menyampaikan pihaknya selaku tuan rumah teap akan melestarikan tradisi Yaa Qowiyyu peninggalan Kiai Ageng Geribig yang sudah berlangsung 406 kali. Ia mengajak semua elemen, termasuk pengunjung untuk mengambil hikmah dari tradisi Yaa Qowiyyu. (bud)