POLANHARJO – Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Agung Desa Nganjat, Kecamatan Polanharjo, Klaten semakin moncer dan semakin maju. Hal itu terbukti pada awal Tahun 2025 lalu, BUMDes yang dirintis Tahun 2018 silam mampu memberikan Pendapatan Asli Desa (PADes) Nganjat sekitar Rp 150 juta. Padahal, BUMDes Titra Agung baru benar-benar aktif mengelola unit usaha sejak 2024 atau setahun lalu.
Direktur BUMDes Tirta Agung, Aria Bisma menyampaikan pihaknya baru diangkat untuk memimpin BUMDes sejak 2024, namun pelan-pelan, semua unit usaha yang dikelola BUMDes diperbaiki dan dikelola dengan optimal, sehingga dalam setahun, BUMDes mampu menyokong PADes Nganjat sekitar Rp 150 juta.
“Saya dipercara untuk memimpin BUMDes sejak 2024 lalu, kita lakukan pembenahan diseluruh unit usaha, baik secara fisik maupun dalam manajemen, dan terhitung baru sejak Bulan Mei 2025 lalu semua unit usaha baru membuahkan hasil, dan itupun langsung kita masukkan ke PADes, atau kita serahkan ke Pemerintah Desa (Pemdes) Nganjat,” jelas Aria Bisma yang sebelum Tahun 2024, masih merantau dan bekerja di Indihome PT Telkom Jawa Barat.
Saat ini, lanjut Aria Bisma, BUMDes Tirta Agung mengelola empat unit usaha, tiga diantaranya sudah menghasilkan penghasilan, yaitu antara lain unit usaha Kolam Renang Tirta Kamandanu, omset dari usaha ini dalam satu bulan mencapai sekitar 10-12 juta, sehingga setelah dikurangi untuk operasioanl dan lainnya, unit usaha ini mampu menyokong PADes sebesar Rp 5 juta setiap bulan. “Dalam setahun, kita perkirakan unit usaha Kolam Renang Tirta Kamandanu bisa menyokong PADes sebesar Rp 50-an juta,” tandas Aria di Kantor Desa Nganjat, Rabu (20/8/2025).
Unit usaha ke-dua yaitu kolam ikan, jumlah kolam ikan yang dikelola BUMDes Tirta Agung saat ini berjumlah 17 unit. Semua disewakan ke petani ikan senilai Rp 55 juta, dan semuanya diserahkan ke Pemdes Nganjat sebagai PADes. “Unit usaha ke tiga yaitu sewa ruko, kita memiliki 10 unit ruko yang semuanya kita sewakan per ruko Rp 1,5 juta pertahun, sehingga total pendapatan kita sebesar Rp 15 juta, semuanya juga kita serahkan ke Pemdes Nganjat,” ujar Aria.
Unit usaha ke-empat yaitu program ketahanan pangan. “BUMDes juga diberi tanggungjawan mengelola program ketahanan pangan, dalam hal ini kita manfaatkan lahan seluas sekitar 1,5 hektar lebih atau seluas 16.500 meter untuk pemberdayaan beberapa tanaman, antara lain kita budidayakan pare seluas 3.000 meter, jagung seluas 3.000 meter, tomat seluas 1.500 meter dan tanaman padi seluas 9.000 meter. Dan kita juga budidayakan pembibitan ikan 4 kolam,” kata Aria.
Masih menurut Aria, dari hasil pengelolaan hasil BUMDes, semuanya diserahkan kepada Pemdes Nganjat, tanpa adanya perhitangan atau pembagian hasil yang lebih rinci, hal itu mengingat selama satu tahun ini, Aria hanya ingin semua unit usaha yang dimiliki BUMDes berjalan maksimal. ‘Ya kita punya target sih, BUMDes ingin punya manajemen sendiri, artinya ada pembagian hasil yang jelas dengan Pemdes, namun untuk saat ini saya kira itu beum perlu, bagi saya yang terpenting semua unit usaha BUMDes bisa berjalan optimal dengan pengelolaan yang transparan, itu saja target kami,” pungkas Aria mengakhiri perbincangan dengan Joglo Pos.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Nganjat, Wardiyo menyampaikan apreseasinya atas gebrakan yang dilakukan BUMDes Tirta Agung, pihaknya mendukung penuh semua program kerja, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang dimiliki BUMDes. “Ini langkah awal yang positif, BUMDes Tirta Agung sekarang telah bupaya mengoptimalkan semua unit usaha yang kita miliki, sehingga mampu mendongkrak PADes yang sebelumnya memang sangat minim,” tutur Wardiyo. (bud)