• Mon. Apr 21st, 2025

Joglo Pos

Koran Umum Sahabat Masyarakat Klaten

Sistem Pendidikan Finlandia : Sebuah Model Pendidikan Berkualitas

ByJoglopos

Jan 24, 2025
Share :

Joglo Pos (24/1) – Sistem Pendidikan Finlandia  (Finnish Education System) adalah sistem pendidikan yang telah diakui secara internasional sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Sistem ini dikenal karena fokusnya pada pengembangan individu secara menyeluruh, bukan hanya pada pencapaian akademik semata. Inti dari sistem pendidikan di Finlandia ini adalah sistem pendidikan yang berfokus pada pengembangan individu secara menyeluruh, dengan menekankan pada pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Pendidikan Finlandia

  • Keseimbangan antara akademik dan pengembangan diri : Pendidikan di Finlandia tidak hanya berfokus pada pencapaian nilai akademik yang tinggi, tetapi juga pada pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan fisik siswa.
  • Otonomi sekolah : Sekolah di Finlandia memiliki kebebasan yang cukup besar dalam merancang kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan komunitas mereka.
  • Guru yang berkualitas : Profesi guru di Finlandia sangat dihargai. Guru-guru di sana memiliki kualifikasi akademik yang tinggi dan diberikan pelatihan yang berkelanjutan.
  • Evaluasi yang berfokus pada pemahaman : Penilaian siswa lebih menekankan pada pemahaman konsep daripada sekadar menghafal fakta.
  • Kolaborasi : Kerjasama antara guru, siswa, orang tua, dan komunitas sangat penting dalam sistem pendidikan Finlandia.

Metode Pembelajaran yang Unik

  • Pembelajaran berbasis masalah : Siswa diajak untuk mencari solusi atas masalah nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
  • Pembelajaran kooperatif : Siswa belajar dalam kelompok untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan bekerja sama.
  • Penggunaan teknologi : Teknologi digunakan sebagai alat untuk memperkaya pembelajaran, bukan hanya sebagai pengganti guru.
  • Waktu bermain yang cukup : Siswa diberikan waktu yang cukup untuk bermain dan beraktivitas fisik, karena hal ini dianggap penting untuk perkembangan kognitif dan sosial mereka.

Tahapan Sistem Pendidikan

  • Pendidikan dasar : Wajib belajar selama 9 tahun, dimulai pada usia 7 tahun. Kurikulumnya menekankan pada literasi, matematika, dan ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup seni, musik, dan pendidikan jasmani.
  • Pendidikan menengah : Siswa dapat memilih untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah kejuruan.
  • Pendidikan tinggi : Universitas dan universitas teknologi di Finlandia menawarkan berbagai program studi. Akses ke pendidikan tinggi sangat terbuka, dan biaya kuliah sangat rendah.

Peraturan yang Mendukung

  • Pendanaan yang memadai : Pemerintah Finlandia mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk pendidikan.
  • Tidak ada ujian nasional berskala besar : Penilaian siswa lebih banyak dilakukan di tingkat sekolah.
  • Fokus pada inklusi : Semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus, berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Mengapa Sistem Pendidikan Finlandia Berhasil ?

Beberapa faktor yang berkontribusi pada keberhasilan sistem pendidikan Finlandia adalah :

  • Kualitas guru: Guru di Finlandia sangat dihormati dan memiliki kualifikasi yang tinggi.
  • Keseimbangan antara kehidupan dan belajar: Siswa di Finlandia memiliki waktu yang cukup untuk bermain, beristirahat, dan bersosialisasi.
  • Fokus pada pengembangan individu: Pendidikan di Finlandia tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan potensi diri siswa.
  • Kerjasama antara semua pihak: Guru, orang tua, siswa, dan komunitas bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Sistem pendidikan Finlandia telah menjadi inspirasi bagi banyak negara di dunia. Dengan prinsip-prinsip yang kuat dan metode pembelajaran yang inovatif, Finlandia telah membuktikan bahwa pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan generasi muda yang cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Kurikulum yang Fleksibel dan Berpusat pada Siswa

Salah satu ciri khas pendidikan Finlandia adalah kurikulumnya yang fleksibel. Sekolah-sekolah di Finlandia memiliki kebebasan yang cukup besar dalam merancang kurikulum mereka sendiri, selama tetap memenuhi standar nasional yang ditetapkan. Hal ini memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Kurikulumnya juga sangat menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa didorong untuk aktif dalam proses belajar, bukan hanya penerima pasif informasi.

Penilaian yang Berfokus pada Pemahaman

Sistem penilaian di Finlandia berbeda dengan banyak negara lain. Penilaian lebih berfokus pada pemahaman konsep daripada sekadar menghafal fakta. Ujian nasional hanya dilakukan sekali dalam beberapa tahun, dan hasilnya lebih digunakan untuk mengevaluasi sistem pendidikan secara keseluruhan daripada untuk menilai individu.

Metode Belajar yang Inovatif

  • Pembelajaran berbasis masalah: Siswa diajak untuk mencari solusi atas masalah nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
  • Pembelajaran kooperatif: Siswa belajar dalam kelompok untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan bekerja sama.
  • Penggunaan teknologi: Teknologi digunakan sebagai alat untuk memperkaya pembelajaran, bukan hanya sebagai pengganti guru.
  • Waktu bermain yang cukup: Siswa diberikan waktu yang cukup untuk bermain dan beraktivitas fisik.

Jika dibandingkan dengan banyak negara lain, sistem pendidikan Finlandia memiliki beberapa keunikan :

  • Lebih sedikit PR: Siswa di Finlandia umumnya diberikan lebih sedikit pekerjaan rumah dibandingkan dengan siswa di negara lain.
  • Guru yang sangat dihormati: Profesi guru di Finlandia sangat dihargai dan gaji mereka cukup tinggi.
  • Fokus pada kesejahteraan siswa: Selain prestasi akademik, Finlandia juga sangat memperhatikan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

Syarat, Kompetensi, dan Kualifikasi Guru di Finlandia

Finlandia dikenal dengan sistem pendidikannya yang berkualitas tinggi. Salah satu faktor kunci keberhasilannya adalah kualitas guru yang luar biasa. Untuk menjadi seorang guru di Finlandia, terdapat persyaratan, kompetensi, dan kualifikasi yang sangat ketat.

Syarat Menjadi Guru di Finlandia

  • Pendidikan S2: Syarat minimum untuk menjadi guru di Finlandia adalah memiliki gelar master (S2). Ini berlaku baik untuk guru sekolah dasar maupun menengah.
  • Program Studi Pendidikan: Selain gelar S2, calon guru juga harus menyelesaikan program studi pendidikan yang mencakup teori pendidikan, psikologi perkembangan, dan metode pengajaran.
  • Praktik Mengajar: Calon guru wajib menjalani praktik mengajar di sekolah selama beberapa waktu untuk mengasah keterampilan pedagogiknya.
  • Lisensi Mengajar: Setelah memenuhi semua persyaratan, calon guru akan mendapatkan lisensi mengajar yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Kompetensi Guru di Finlandia

Guru di Finlandia diharapkan memiliki berbagai kompetensi, di antaranya:

  • Pedagogik: Menguasai metode pengajaran yang efektif, mampu merancang pembelajaran yang menarik, dan dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa.
  • Subjek Materi: Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang mata pelajaran yang diajarkan.
  • Sosial-Emosional: Mampu membangun hubungan yang baik dengan siswa, orang tua, dan rekan sejawat.
  • Reflektif: Terus berupaya meningkatkan kualitas dirinya melalui refleksi terhadap praktik mengajar.

Kualifikasi Khusus

Selain persyaratan umum, guru di Finlandia juga diharapkan memiliki kualifikasi khusus sesuai dengan bidang yang diajarkan. Misalnya, guru matematika harus memiliki latar belakang pendidikan matematika yang kuat, sementara guru bahasa asing harus memiliki kemampuan berbahasa yang sangat baik.

Alasan Kualitas Guru di Finlandia Tinggi

  • Status Sosial yang Tinggi: Profesi guru di Finlandia sangat dihargai dan memiliki status sosial yang tinggi.
  • Gaji yang Kompetitif: Guru di Finlandia mendapatkan gaji yang cukup tinggi dibandingkan dengan profesi lain.
  • Pelatihan Berkelanjutan: Guru di Finlandia diwajibkan mengikuti pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensinya.
  • Otonomi dalam Mengajar: Guru diberikan kebebasan yang cukup besar dalam merancang pembelajaran, sehingga mereka merasa lebih termotivasi dan puas dengan pekerjaan mereka.

Persyaratan, kompetensi, dan kualifikasi guru di Finlandia yang sangat tinggi menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan sistem pendidikan mereka. Dengan memiliki guru yang berkualitas, Finlandia mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik yang kuat, serta keterampilan sosial dan emosional yang baik.

Peran Orang Tua dalam Sistem Pendidikan Finlandia

Di Finlandia, peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah penting dan dihargai. Mereka dianggap sebagai mitra sejajar dengan guru dalam proses pendidikan anak. Berikut beberapa peran utama orang tua dalam sistem pendidikan Finlandia:

1. Kolaborasi dengan Guru

  • Komunikasi Terbuka: Orang tua dan guru di Finlandia memiliki hubungan yang sangat baik dan terbuka. Mereka sering berkomunikasi untuk membahas perkembangan anak, kesulitan yang dihadapi, dan strategi pembelajaran yang efektif.
  • Kerja Sama dalam Kegiatan Sekolah: Orang tua seringkali terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah, seperti acara sekolah, pertemuan orang tua, atau kegiatan ekstrakurikuler.
  • Menjadi Pendukung Utama: Orang tua berperan sebagai pendukung utama anak-anak mereka dalam mencapai potensi terbaiknya. Mereka memberikan dorongan, motivasi, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif di rumah.

2. Membangun Lingkungan Belajar di Rumah

  • Menciptakan Ruang Belajar yang Nyaman: Orang tua menciptakan ruang belajar yang nyaman dan kondusif bagi anak-anak untuk belajar di rumah.
  • Membaca Bersama: Membaca bersama anak setiap hari adalah kebiasaan yang sangat dianjurkan di Finlandia. Hal ini membantu meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman anak.
  • Mendukung Minat dan Bakat Anak: Orang tua mendukung minat dan bakat anak-anak mereka dengan memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai aktivitas ekstrakurikuler.

3. Mendidik Anak tentang Nilai-nilai

  • Menanamkan Nilai-nilai Positif: Orang tua memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai positif pada anak, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat.
  • Menjadi Role Model: Orang tua menjadi role model bagi anak-anak mereka dalam hal perilaku, sikap, dan nilai-nilai.

4. Berpartisipasi dalam Pengambilan Keputusan

  • Terlibat dalam Perencanaan Pendidikan Anak: Orang tua seringkali dilibatkan dalam perencanaan pendidikan anak, seperti memilih sekolah atau program studi.
  • Memberikan Masukan: Orang tua memberikan masukan kepada sekolah mengenai program pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan kebutuhan anak.

5. Menghargai Otonomi Anak

  • Memberikan Kebebasan Belajar: Orang tua di Finlandia memberikan kebebasan kepada anak-anak mereka untuk belajar dengan caranya sendiri. Mereka tidak terlalu menekankan pada hasil akademis semata, melainkan lebih fokus pada proses pembelajaran.

Mengapa Peran Orang Tua Sangat Penting di Finlandia?

  • Kemitraan antara Sekolah dan Rumah: Kolaborasi yang erat antara sekolah dan rumah dianggap sangat penting untuk keberhasilan pendidikan anak.
  • Fokus pada Pengembangan Holistik: Pendidikan di Finlandia tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan sosial, emosional, dan fisik anak.
  • Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif: Dengan melibatkan orang tua secara aktif, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung bagi semua siswa.

Peran orang tua dalam sistem pendidikan Finlandia sangatlah sentral. Kolaborasi yang kuat antara orang tua, guru, dan sekolah menjadi kunci keberhasilan pendidikan di negara ini. Dengan memberikan dukungan, motivasi, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif, orang tua berperan penting dalam membantu anak-anak mencapai potensi terbaiknya.

Hak dan Kewajiban Siswa dalam Sistem Pendidikan Finlandia

Sistem pendidikan Finlandia sangat menekankan pada keseimbangan antara hak dan tanggung jawab siswa. Ini menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Hak Siswa di Finlandia

  • Hak untuk Belajar: Setiap siswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tanpa diskriminasi.
  • Hak untuk Berpendapat: Siswa didorong untuk menyampaikan pendapat dan ide-ide mereka dalam proses pembelajaran.
  • Hak untuk Berkembang: Siswa berhak untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
  • Hak untuk Mendapatkan Perlindungan: Siswa berhak mendapatkan perlindungan dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan tidak adil.
  • Hak untuk Bersenang-senang: Siswa memiliki waktu yang cukup untuk bermain dan beraktivitas fisik sebagai bagian penting dari perkembangan mereka.

Kewajiban Siswa di Finlandia

  • Rajin Belajar: Siswa diwajibkan untuk rajin belajar dan mengikuti pelajaran dengan baik.
  • Menghormati Guru dan Teman Sebaya: Siswa harus menghormati guru dan teman sebaya serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
  • Menjaga Kerapian dan Kebersihan: Siswa bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
  • Patuh pada Peraturan Sekolah: Siswa harus mematuhi peraturan sekolah yang telah ditetapkan.

Peraturan Siswa di Finlandia

Meskipun setiap sekolah memiliki peraturan yang sedikit berbeda, secara umum peraturan siswa di Finlandia mencakup:

  • Kehadiran: Siswa diwajibkan untuk hadir di sekolah setiap hari kecuali ada alasan yang sah, seperti sakit.
  • Seragam Sekolah: Beberapa sekolah mewajibkan siswa untuk memakai seragam sekolah.
  • Larangan Membawa Barang Terlarang: Siswa dilarang membawa barang-barang terlarang ke sekolah, seperti senjata tajam atau narkoba.
  • Larangan Bullying: Bullying dalam bentuk apapun tidak ditoleransi di sekolah-sekolah Finlandia.
  • Penggunaan Gadget: Penggunaan gadget di sekolah biasanya diatur dengan ketat.

Ciri Khas Peraturan Siswa di Finlandia

  • Fokus pada Pengembangan Diri: Peraturan lebih berfokus pada pengembangan karakter siswa daripada sekadar aturan yang kaku.
  • Keterlibatan Siswa: Siswa seringkali dilibatkan dalam pembuatan peraturan sekolah.
  • Sanksi yang Edukatif: Sanksi yang diberikan kepada siswa yang melanggar peraturan lebih bersifat edukatif daripada hukuman.

Mengapa Peraturan Siswa Penting?

Peraturan siswa sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif bagi semua siswa. Dengan adanya peraturan, siswa dapat belajar untuk bertanggung jawab, menghargai orang lain, dan hidup berdampingan dengan baik.

Sistem pendidikan Finlandia memberikan keseimbangan antara hak dan kewajiban siswa. Dengan memberikan kebebasan yang cukup, siswa didorong untuk aktif dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Di sisi lain, adanya peraturan yang jelas membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan aman.

Perbedaan Sistem Pendidikan Finlandia dan Indonesia

Sistem pendidikan Finlandia dan Indonesia memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dari segi pendekatan, fokus, hingga hasil yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:

1. Fokus Pembelajaran

  • Finlandia: Lebih berfokus pada pengembangan individu secara menyeluruh, termasuk kognitif, sosial, emosional, dan fisik. Penekanan pada pemahaman konsep daripada menghafal.
  • Indonesia: Lebih berorientasi pada pencapaian prestasi akademik dan persiapan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Metode Pembelajaran

  • Finlandia: Menggunakan metode pembelajaran yang lebih aktif dan interaktif, seperti pembelajaran berbasis masalah, kerja kelompok, dan penggunaan teknologi.
  • Indonesia: Masih banyak menggunakan metode pembelajaran yang lebih tradisional, seperti ceramah dan menghafal.

3. Peran Guru

  • Finlandia: Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk berpikir kritis.
  • Indonesia: Guru seringkali masih menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran.

4. Evaluasi

  • Finlandia: Lebih menekankan pada penilaian formatif untuk memantau perkembangan siswa dan memberikan umpan balik. Ujian nasional lebih jarang dilakukan dan hasilnya lebih digunakan untuk evaluasi sistem pendidikan secara keseluruhan.
  • Indonesia: Lebih banyak menggunakan ujian sumatif untuk mengukur pencapaian siswa. Ujian nasional menjadi penentu kelulusan dan seringkali menjadi sumber stres bagi siswa.

5. Kurikulum

  • Finlandia: Kurikulum lebih fleksibel dan memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa.
  • Indonesia: Kurikulum cenderung lebih terpusat dan kurang memberikan ruang bagi kreativitas guru.

6. Peran Orang Tua

  • Finlandia: Orang tua dilibatkan secara aktif dalam proses pendidikan anak dan bekerja sama dengan sekolah.
  • Indonesia: Peran orang tua seringkali terbatas pada memberikan dukungan di rumah.

7. Infrastruktur Sekolah

  • Finlandia: Fasilitas sekolah umumnya lengkap dan memadai.
  • Indonesia: Kualitas fasilitas sekolah masih bervariasi, terutama di daerah-daerah terpencil.

8. Biaya Pendidikan

  • Finlandia: Pendidikan dasar dan menengah umumnya gratis.
  • Indonesia: Terdapat biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orang tua, terutama untuk sekolah swasta.

9. Tekanan Akademik

  • Finlandia: Tekanan akademik lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Siswa didorong untuk menikmati proses belajar.
  • Indonesia: Tekanan akademik sangat tinggi, terutama menjelang ujian nasional.

Ringkasnya, sistem pendidikan Finlandia lebih berfokus pada pengembangan individu secara menyeluruh dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Sementara itu, sistem pendidikan Indonesia masih lebih berorientasi pada pencapaian prestasi akademik.

Penting untuk dicatat bahwa setiap negara memiliki konteks sosial, budaya, dan ekonomi yang berbeda. Oleh karena itu, tidak ada sistem pendidikan yang sempurna dan setiap negara perlu menyesuaikan sistem pendidikannya dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.

Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

  • Kurikulum Merdeka: Kebijakan ini memberikan fleksibilitas bagi sekolah dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kebutuhan daerah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kreativitas, inovasi, dan minat belajar siswa.
  • Program Guru Penggerak: Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan dan pendampingan. Guru Penggerak diharapkan dapat menjadi pemimpin pembelajaran di sekolahnya masing-masing.
  • Platform Merdeka Belajar: Platform ini menyediakan berbagai sumber belajar yang dapat diakses oleh guru dan siswa secara gratis. Tujuannya adalah untuk memperkaya proses pembelajaran dan meningkatkan akses terhadap informasi.
  • Bantuan Operasional Sekolah (BOS): Pemerintah memberikan bantuan dana kepada sekolah untuk membiayai operasional sekolah, seperti pembelian buku, alat tulis, dan perbaikan sarana prasarana.
  • Program Indonesia Pintar (PIP): Program ini memberikan bantuan biaya pendidikan kepada anak usia sekolah dari keluarga miskin atau rentan miskin.
  • Program Sarjana Mengabdi: Program ini mendorong para sarjana untuk mengajar di daerah-daerah yang kekurangan guru.
  • Pembangunan Infrastruktur Sekolah: Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur sekolah, seperti pembangunan ruang kelas baru, laboratorium, dan perpustakaan.
  • Peningkatan Akses Teknologi: Pemerintah mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, seperti pembelajaran daring dan penggunaan aplikasi pendidikan.
  • Program-program Khusus: Pemerintah juga menjalankan berbagai program khusus, seperti program sekolah penggerak, sekolah ramah anak, dan sekolah inklusif.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain:

  • Perbedaan kualitas pendidikan antar daerah: Kualitas pendidikan di perkotaan dan pedesaan masih sangat berbeda.
  • Kualitas guru yang beragam: Kualitas guru di Indonesia masih beragam, terutama di daerah terpencil.
  • Anggaran pendidikan yang terbatas: Anggaran pendidikan yang dialokasikan masih belum mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan.
  • Perubahan kurikulum yang cepat: Perubahan kurikulum yang terlalu sering dapat menyulitkan guru dan siswa dalam menyesuaikan diri.

Langkah-langkah Selanjutnya

Untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, perlu dilakukan upaya yang lebih komprehensif, antara lain:

  • Peningkatan kualitas guru secara berkelanjutan: Melalui pelatihan, pengembangan profesional, dan pemberian insentif yang memadai.
  • Peningkatan sarana dan prasarana sekolah: Terutama di daerah-daerah terpencil.
  • Peningkatan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi: Untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
  • Kolaborasi antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat: Untuk menciptakan sinergi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
  • Evaluasi yang berkelanjutan: Melakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitas program-program yang telah dilaksanakan dan melakukan perbaikan yang diperlukan.

Dengan upaya bersama, kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus ditingkatkan sehingga menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global.

Penulis : Suro Dhemit (Suwandono)

Sumber : Ministry of Education and Culture Finland

Kirim berita :
Hubungi Redaksi ?
Hallo, Selamat datang di Redaksi Joglo Pos !
Ada berita yang ingin disampaikan ?
Silahkan ditulis lengkap kejadian peristiwa beserta fotonya !
Menerima update berita ? OK No thanks