JAKARTA – Sekertaris Jendral (Sekjen) Kementerian Agama Prof. Dr. Muh Ali Ramdhani, S.TP, M.T mengatakan bahwa moderasi beragama dan Wawasan Multikultural menjadi suatu keniscayaan dalam membangun Indonesia yang damai, rukun, harmonis, dan damai dalam bingkai NKRI.
Hal itu disampaikan Ali Ramdhani saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia dan FKUB Provinsi se Indonesia di Orchardz Hotel Industri Jakarta, Kamis (3/10/2024).
“Para tokoh lintas agama di tanah air menjadi kontributor utama dalam mewujudkan kondusifitas menciptakan perdamaian negara yang dibangun oleh seluruh umat beragama di Indonesia,” katanya.
Dikatakan, kalau masing-masing agama mengedepankan aspirasi agamanya maka Indonesia tidak akan berdiri sampai sekarang. Sebaliknya bila agama dijadikan inspirasi maka yang dikedepankan adalah persaudaraan, memanusiakan manusia dan mengangkat harkat martabat manusia.
“Moderasi Beragama dan Wawasan Multikultural ini merupakan bagian dari memanusiakan manusia, tanpa melihat latar belakang untuk bersama-sama menciptakan kerukunan dan perdamaian,” katanya.
Menurutnya ttik pokok harmoni seseorang itu memiliki jiwa yang toleran dan sikap kebangsaan keindonesiaan, karena Indonesia bukan negara agama dan bukan juga negara sekuler, melainkan Negara Republik Indonesia yang menjunjung tinggi persaudaraan dan kebangsaan.
“Telah menjadi tugas kita bersama bahwa sebagai tokoh lintas agama untuk membangun Indonesia yang damai, maju, dan rukun bisa dilakukan melalui Moderasi beragama yakni dalam praktik beragama atau cara pandang dan sikap dalam beragama dalam menyongsong pilkada serentak tahun 2024,” katanya.
Dijelaskan Sekjen, kebersamaan para tokoh lintas agama bisa dibangun dengan menjadi pionir di lingkungan masing-masing dalam membangun kerukunan dan menjaga kondusifitas masyarakat.
Menurutnya ada empat indikator seseorang dikatakan moderat, lanjut Sekjen yakni: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan tradisi budaya multikultural Indonesia.
“Empat indikator ini menjadi tolak seseorang dikatakan moderat. Mari kita bangun bangsa ini dengan Moderasi Beragama dan keberagaman. Kalau ada orang yang tidak menghargai multikultural dan budayawan berarti nilai moderasi beragama tidak ada dalam dirinya. Kita harus melek moderasi beragama menuju mahligai Indonesia yang bermartabat,” jelasnya.
Sebelum menutup sambutannya Ali Ramdhani menghimbau kepada seluruh elemen bangsa untuk mewujudkan kondisi damai pesta demokrasi di tahun politik 2024 dengan cara memperkuat komitmen kebangsaan guna merawat kebhinnekaan dengan melakukan seruan damai, menghindari segala bentuk ujarnya kebencian, dan berkomitmen tidak menggunakan rumah ibadah sebagai tempat kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-undang Pemilu nomor 7 tahun 2017 pasal 280 huruf h. (Moch. Isnaeni)