KLATEN – Hasil panen kopi para petani di wilayah lereng Gunung Merapi, Kecamatan Kemalang, Klaten, akhir-akhir turun drastis lantaran faktor cuaca ekstrem. Penurunan hasil panen mencapai 80 persen dibandingkan tahun lalu.
Menurunnya hasil panen kopi itu diakui Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Deles Indah, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sukiman. Dia mengungkapkan penurunan hasil panen itu murni karena faktor alam.
“Hujan terus-menerus, produksinya sedikit. Selain hujan, saat tanaman berbunga banyak angin. Ini yang juga menyebabkan produksi menurun,” kata Sukiman, Selasa (10/6/2025).
Sukiman mengungkapkan di wilayahnya penurunan bisa lebih dari 50 persen jika dibandingkan panen tahun lalu. Hingga saat ini, Sukiman mengungkapkan hasil panen sekitar 1 ton. Jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan tahun lalu yang bisa mencapai 3-5 ton cherry.
Sementara itu, permintaan kopi dari kawasan lereng Gunung Merapi terus meningkat. Untuk menjaga stok, dia mengatur keluarnya kopi yang dia miliki ke pasaran terutama kedai-kedai kopi. Tujuannya, agar stok masih mencukupi hingga panen tahun berikutnya.
Di sisi lain, Sukiman mengungkapkan warga di wilayah Sidorejo kembali tergerak untuk tanam kopi. Saat ini, ada 5.000 tanaman kopi arabika dengan berbagai varietas.
Kopi ditanam dengan sistem tumpangsari bersama tanaman lainnya di kebun-kebun warga. Salah satu alasan warga kembali bersemangat menanam kopi yakni tingginya harga komoditas perkebunan itu.
Hasil panen kopi yang menurun juga dialami para petani di wilayah Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. “Bisa dikatakan tahun ini gagal panen kopi karena curah hujan tinggi. Kalau pun masih bisa bertahan, merahnya itu lambat. Kalau tidak kuat cuaca, kopi busuk dan rontok,” kata perangkat Desa Balerante, Jainu.
Jainu mengungkapkan jika biasanya bisa panen hingga 5 ton, kali ini petani di Balerante hanya bisa panen kurang dar 1 ton.
Dia juga mengungkapkan permintaan kopi dari Balerante tinggi terutama di kedai-kedai kopi di antaranya di Jogja.
“Akhirnya stok yang ada kami atur pengeluarannya. Jadi tidak semua permintaan kami penuhi. Tujuannya agar musim panen berikutnya, stok masih ada,” jelas Jainu.