• Thu. Jan 23rd, 2025

Memahami Fenomena Perceraian Di Era Modern:Penyebab dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan Sosial

ByKaryana

Nov 17, 2024
Share :

Perceraian telah menjadi fenomena yang umum dikalangan masyarakat indonesia. Dua belas tahun terakhir kasus perceraian di Indonesia baru berkisar diangka 276 ribu.Pada tahun 2022 jumlah perceraiian di Indonesia telah mencapai 516 ribu kasus (Efendi, 2023).Berdasarkan Jakarta,CNBC Indonesia-Badan Peradilan Agama,mahkamah agung mencatat ada sekitar 463 ribu kasus perceraian disepanjang tahun 2024.

Perceraian merupakan fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya perceraian tersebut.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023,lima penyebab utama perceraiian di indonesia adalah perselisihan ,dan pertengkaran terus menerus ,masalah ekonomi ,meninggalkan salah satu pihak,KDRT,dan mabuk. (Taufani, 2024)

Dari penjelasan diatas penyebabnya adalah perselisihan dan pertengkaran yang berkelanjutan menjadi penyebab utama perceraian dengan jumlah kasus mencapai 251.828 faktor ini menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk dan konflik yang tidak terselesaikan dapat merusak hubungan pernikahan secara signifikan. Berikutnya adalah Masalah ekonomi menjadi penyebab kedua terbesar dengan 108.488 kasus. Tekanan finansial sering kali menyebabkan stres dan ketegangan dalam hubungan, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat mengarah pada perceraian.

Sebanyak 34.322 kasus perceraian terjadi karena salah satu pihak meninggalkan pasangannya. Ketidakhadiran secara fisik dan emosional dalam pernikahan sering kali membuat hubungan menjadi tidak stabil dan rapuh.Selain itu Kekerasan dalam rumah tangga mencatat 5.174 kasus perceraian. Kekerasan fisik, emosional, atau psikologis tidak hanya merusak hubungan tetapi juga dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan pasangan.

Mabuk menjadi penyebab perceraian kelima terbesar dengan 1.752 kasus. Penyalahgunaan alkohol dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk perilaku agresif, pengabaian tanggung jawab, dan masalah kesehatan yang berdampak negatif pada hubungan pernikahan. (Taufani, 2024)

Dari penyebab terjadinya fenomena perceraiin diatas tadi,perceraiian membawa juga pengaruh terhadap individu,keluarga dan masyarakat.Pengaruh terhadap individu perceraian sering menimbulkan tekanan emosional yang berat bagi  kedua belah pihak.Rasa kesepian,kehilangan,dan rasa bersalah sering dialami oleh individu yang bercerai.Pada sebagian orang,perceraian bahakan dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan mental.Penelitian dari American Psychological Association menunjukkan bahwa individu yang bercerai lebih beresiko menglami gangguan kesehatan mental dibandingkan dengan mereka yang tidak bercerai.

Perceraian juga memberikan pengaruh kepada anak.Pengaruh perceraian kepada anak sering kali anak dari keluarga yang bercerai mengalami dampak psikologis dan emosional yang cukup signifikan.Anak yang menyaksikan langsung konflik yang terjadi kepada orang tuanya dan perceraian cenderung mengalami masalah perilaku dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dewasa.Penelitian dari Journal Of Marriage and Family menyatakan bahwa anak -anak dari keluarga yang bercerai memiliki resiko lebih tinggi terhadap kestabilan emosional di kemudian hari.

Sementara pengaruh perceraian terhadap masyarakat atau dampak sosial ,perceraiian juga mempengaruhi norma dan nilai sosial terkait pernikahan.Ketika perceraian menjadi hal yang wajar dikalangan masyarakat,maka msyakat akan melihat pernikahan sebagai ikatan yang kurang stabil,yang dapat mempengaruhi pandangan generasi muda terhadap komitmen dalam pernikahan.

Melihat pengaruh perceraian yang terjadi itu maka kita harus melakukan upaya untuk mengurangi angka perceraian.Untuk mengurai angka perceraian ada beberapa langkah yang dapat dilakukan baik itu individu, masyarakat dan juga pemerintah,seperti:

Edukasi pra nikah sangat penting dilakukan ,agar pasangan memahami komitmen yang akan mereka ambil.Pembekalan ini dapat  mencangkup topik seperti komukasi yang baik dan efektif,management keuangan ,dan penyelesaiian masalah.Pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dalam mewadahi progam ini bagi calom pasangan.

Konseling perkawinan dapat membantu pasangan dalam menghadapi masalah komunikasi,membangun kepercayaan satu sama lain,dan memperkuat ikatan emosional. Konseling juga bermanfaat untuk pasangan dalam menghadapi masalah kesehatan mental yang mungkin mempengaruhi hubungan mereka.

Dukungan untuk permberdayaan ekonomi perempuan penting agar mereka memiliki kemandirian finansial.Dengan demikian perempuan bisa berperan lebih dalam rumah tangga dan tidak bergantung secara ekonomi yang bisa mengurangi resiko perceraian.

Masyarakat perlu memahami pentingnya kesehatan mental dalam suatu hubungan pernikahan.Edukasi mengenai kesehatan mental dapat disebarluaskan melalui berbagai media sehingga pasangan dapat lebih cepat mengenali dan menangani masalah keshatan mental.

Dari penjelasan diatas tadi dapat kita pahami bahwa perceraian adalah fenomena kompleks dengan berbagai faktor penyebab dan  memiliki pengaruh yang luas bagi kehidupan sosial.Meskipun dalam beberapa kasus perceraian menjadi pilihan yang baik,namun upaya untuk menurunkan angka peceraian tetap diperlukian.Dengan adanya, edukasi pra niukah,dukungan konseling perkawinan ,kesetaraan ekonomi dalam rumah tangga ,dan pendidikan kesehatan mental diharapkan pasangan lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam pernikahan.Harapannya masyarakat lebih stabil dan harmonis,dengan pernikahan yang mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan.

Kirim berita :
Hubungi Redaksi ?
Hallo, Selamat datang di Redaksi Joglo Pos !
Ada berita yang ingin disampaikan ?
Silahkan ditulis lengkap kejadian peristiwa beserta fotonya !