KLATEN– Awal 2025, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Klaten menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Merujuk data Dinkes Klaten, hingga minggu ke-4, tercatat 77 kasus DBD.
Meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 38 kasus.
Meski demikian, tidak ada laporan kasus kematian akibat DBD di Klaten.
“Pencegahan utama tetap PSN (pemberantasan sarang nyamuk), karena virus DBD sekarang sudah semakin menyebar. Bahkan, jentik nyamuk pun sudah bisa membawa virus,” ujar Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto.
Anggit memperkirakan, kasus DBD tahun ini berpotensi meningkat dua kali lipat dibandingkan 2024.
Itu disebabkan banyaknya lokasi yang berubah menjadi sarang nyamuk, terutama di area dengan genangan air.
Anggit menekankan pentingnya kerja sama warga dan pengurus RT dalam membersihkan rumah kosong, yang kerap menjadi sarang nyamuk.
Jika diperlukan, pendataan rumah kosong dapat dilakukan untuk mengetahui area yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Selain di rumah warga, gerakan PSN juga harus diterapkan di sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum yang memiliki bak penampungan air.
Tempat-tempat ini berisiko menjadi sarang jentik nyamuk.
“Kadang kita menganggap sepele, tetapi siapa yang mau membersihkannya? Bahkan, botol minuman yang berisi air saja bisa menjadi sarang nyamuk,” jelas Anggit.
Ditambahkannya, meskipun masyarakat sering meminta fogging untuk membasmi nyamuk, metode ini hanya efektif membunuh nyamuk dewasa. Bukan membasmi jentik nyamuk.
Sebab itu, Dinkes Klaten lebih mendorong optimalisasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dan gerakan PSN.
Dinkes Klaten akan terus melakukan sosialisasi gerakan PSN untuk menekan angka kasus DBD dan melindungi masyarakat dari risiko penularan