KLATEN-Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo menggelar monitoring dan evaluasi Komunitas Peduli Sungai (KPS) dan Komunitas Peduli Waduk (KPW) di Grand Tjokro Klaten, Kamis 10 Oktober 2024.
Acara dihadiri Sekretariat Bersama (Sekber) KPDSA Klaten, Sekber KPSDA Boyolali, perwakilan 45 KPS dan KPW di Klaten dan 4 KPS Boyolali yang masuk wilayah sungai Bengawan Solo hulu.
”Komunitas, baik KPS maupun KPW menjadi ujung tombak di lapangan selain untuk mitigasi dan mengidentifikasi sungai-sungai di wilayahnya untuk didiskusikan,” kata Maryadi Utama.
”Apalagi Pak Menteri sudah memberi tugas kepada kita semua untuk menjadi water warior jadi disiapkan organisasinya,” tegas dia.
Maryadi Utama menambahkan, BBWSBS baru saja membentuk reorganisasi Forum Jokalibe (Jogo Kali Bengawan Solo) dari hulu sampai hilir yang diketui Budi Utomo.
Selanjutnya, Sekber diminta untuk membina KPS dan KPW di wilayah masing-masing agar terorganisir mulai dari Jokalibe, sekber sampai KPS/KPW, kemudian kegiatannya diarahkan.
Dalam kegiatan itu, diberikan paparan Ketua Tim Pelaksana OP BBWSBS Santoso, Kepala Pelaksana BPBD Klaten Syahruna dan Ketua Forum Budi Utomo.
Santoso mengatakan, keberadaan KPS dan KPW diharapkan dapat membuat lingjungan di sekitar sungai dan waduk bisa tertata, bersih dan membawa manfaat bagi masyarakat.
Kencana merupakan program Kemendagri, kami sedang keliling kecamatan karena program Kencana Klaten menjadi pilot project nasional.
Ketua Forum Jokalibe Budi Utomo memaparkan stuktur organisasi Jokalibe mulai dsri hulu sampai hilir Bengawan Solo. Acara dilanjutkan dengan pendataan KPS di Klaten terkait legalitas, pengurus, visi misi hingga kegiatannya.