TULUNG – Satu lagi desa di wilayah Kabuaten Klaten yang dicanangkan sebagai desa wisata, yaitu Desa Cokro, Keca matan Tulung.
Desa Cokro sebelumnya merupakan desa Binaan Universitas Negeri Semarang (UNNES) akhirnya dilaunching sebagai Desa Wisata pada Selasa (17/12/2024) di Joglo Desa Cokro.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah Dekan dari UNNES, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemudan dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Camat Tulung Hendri Pamukas, Kepala Desa (Kades) Cokro, Heru Budi Santoso serta dari lembaga desa setempat.
“Kami mengapresiasi dukungan dari UNNES yang menjadikan Cokro sebagai desa wisata dan desa binaannya. Dengan dukungan tim UNNES, kami harapkan Desa Cokro akan menjadi maju sektor pariwisata sehingga perekonomian desa terangkat, berikut masyarakatnya,” jelas Kades Heru Budi Santoso.
Menurut Kades Budi, kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, serta aka demisi sangat diperlukan dalam pengembangan Desa Wisata Cokro.
Wakil Rektor III UNNES Prof Dr Ngabiyanto dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNNES Prof Dr R Benny Riyanto hadir dalam kesempatan itu.
“Tim UNNES akan membantu pengembangan Desa Wisata Cokro, dukungan kami bentuk kontribusi nyata dalam ke giatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
Melalui program ini, UNNES diharapkan mampu memperkuat peranannya sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen pada pemberdayaan masyarakat.
Dalam pencanangan Desa Wisata Cokro, dimeriahkan penampilan tradisional yang diiringi hiburan karawitan dan gejug lesung dari masyarakat setempat. Puncak acara kegiatan berupa pemberian bantuan TV LED yang diserahkan Wakil Rektor III UNNES serta penyerahan sertifikat Desa Cokro sebagai Desa Binaan LPPM UNNES oleh Benny Riyanto.
Kegiatan berikutnya penandatanganan prasasti Desa Wisata Cokro oleh Ngabi yanto dan perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Klaten.
“Langkah selanjutnya, kami akan berupaya mengembangkan potensi Desa Wisata Cokro dan melakukan pemberdayaan melalui program dan pembinaan yang dilakukan Pemerintah Desa Cokro dan Unnes,” ungkap Benny Riyanto.
Pencanangan desa wisata diharapkan bisa mengangkat Cokro sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan.
Selain itu juga mampu mendukung perekonomian lokal, serta memberi manfaat langsung kepada masyarakat sekitar. (bud)