POLANHARJO – Puluhan petani Desa Ponggok didukung Pemerintah Desa (Pemdes) Ponggok, Kecamatan Polanharjo menggelar tradisi Wiwit-an sebelum memasuki masa panen tak lama lagi.
Tradisi wiwitan yang digelar di lahan pertanian di sekitar Umbul Besuki berlangsung sakral dan penuh makna. Turut hadir dalam acara tersebut, pengurus BUMDes Tirta Mandiri, Ketua Lembaga Usaha Produktif Milik Masyarakat Desa (LUPMMDes) Ponggok, Triyanto, Manajer CSR PT Aqua Klaten, Rama Zakaria, perwakilan petani muda Klaten, sejumlah petani serta wanita tani di Desa Ponggok.
Kepala Desa (Kades) Ponggok, H Junaedi Mulyono SH menyampaikan tradisi wiwitan digelar sebelum masa panen tiba, dan hal itu bertujuan sebagai wujud syukur para petani dan pemangku kepetingan lainnya atas limpahan rejeki, khususnya dalam hal pertanian, sehingga petani bisa mengarap sawahnya dan bisa memanen dengan baik.
“Salain dijauhkan dari hama, petani juga bersyukur atas limpahan air sebagai sumber kehidupan, sehingga tanaman padi yang ditanam 4 kali satu tahun hasilnya bisa baik,” jelas H Junaedi.
Prosesi wiwitan dimulai dari kirab peserta yang membawa nasi tumpeng lengkap dengan jajanan pasar serta berbagai jenis buah-buahan. “Diawali dengan kirab dari Umbil Besuki menuju sawah, setelah itu meletakan nasi igkung serta jajanan pasar di pematang sawah, lalu didoakan, setelah itu baru dimakan bersama-sama,” kata Kades Junaedi.
Ketua Lembaga Usaha Produktif Milik Masyarakat Desa (LUPMMDes) Ponggok, Triyanto mengatakan tradisi wiwitan merupakan tradisi warisan leluhur sebagai bentuk kearifan lokal dengan maksud wujud mensyukuri tanaman padi yang siap panen.
Disamping wujud syukur dengan tanaman padi yang siap panen, tradisi ini sekaligus sebagai syukur atas limpahan air, khususnya dari Umbul Besuki yang juga dimanfaatkan sebagai irigasi pertanian.
“Di Desa Ponggok luas pertanian prouktif sekitar 40.000 meter persegi, dan sebagian besar sebentar lagi memasuki masa panen,” ujar Triyanto.
Ia berharap, dengan digelarnya tradisi wiwitan, lahan pertanian di Desa Ponggok selalu dalam keadaan subur, gemah ripah sehingga petani selalu bersemangat dalam bercocok tanam,” pungkas Triyanto. (bud)