TULUNG – Lahan produktif seluas sekitar 80 hektar di Desa Majegan, Kecamatan Tulung, Klaten ludes diserang hama tikus, akibatnya petani mengalami kerugian sekitar Rp 3,6 miliar dalam sekali musim tanam. Hal itu disampaikan Kepala Desa (Kades) Majegan, H Widodo di kantor desa, Kamis (14/6/2025).
Menurut H Widodo, serangan tikus terjadi sejak musim tanam 1 pada Bulan Januari-Februari lalu, saat itu serangan hama tikus belum separah pada musim tanam ke-2 pada Mei-Juni ini. “Saat musim tanam sebelumnya, atau sekitar Bulan Januari-Februari, serangan tikus masih minim, artinya saat itu masih bisa diantisipasi oleh petani, namun kali ini serangan tikus sudah sangat parah, dimana sekarang ini lahan produktif di desa kami seluas sekitar 80 hektar dipastikan rusak dan puso setelah diserang tikus,” papar Kades Widodo.

Lahan seluas 80 hekter tersebut, ada yang berupa tanaman padi, ada yang tanaman palawija, seperti jagung, terong dan kacang panjang. “Semuanya ludes dimangsa tikus. Serangan hama tikus ini merupakan serangan terparah jika dibandingkan serangan tikus beberapa tahun lalu,”” kata Kades Widodo.
Untuk melakukan pembasmian terhadap tikus, Kades Widodo bersama puluhan petani telah melaksanakan upaya meracuni, dengan cara memberikan racun tikus pada lubang tikus, sehingga diharapkan tikus bisa mati hingga anak-anaknya. “Kita sudah berupaya dengan cara meracuni, kita berikan makanan umpan yang sudah dicampur dengan racun, kita letakan pada lubang tikus, dari situ tikus kedapatan mati setelah memakan umpan. Namun cara itu kurang maksimal mengingat jumlah tikus sangatlah banyak, bahkan mungkin puluhan ribu bisa mencapai puluhan ribu, dan menyerang ke tanaman sangatlah cepat,” ungkap Kades Widodo.

Masih menurut Kades Widodo, dalam satu hektar lahan, kerugian yang disebabkan akibat serangan tikus mencapai Rp sekitar 45 juta, sehingga jika luas lahan produktif yang rusak akibat serangan tikus mencapai sekitar 80 hektar, maka total kerugian mencapai Rp 3,6 miliar.
“Kerugian 3,6 miliar itu dalam satu musim tanam, jika satu tahun atau dalam 3 musim tanam, maka kerugian mencapai sekitar 108 miliar, sungguh sangat mengenaskan,” tandas H Widodo sambil mentatakan lahan padi milik Kades Wododo seluas sekitar 2 hektar juga tak luput dari serangan tikus.
Dalam waktu dekat, ia bersama-sama petani serta akan melibatkan TNI dan Polri untuk membantu melaksanakan aksi gropyokaan tikus massal. “Kita akan berusaha lagi untuk mengantisipasi serangan tikus supaya tidak semakin ganas, kita akan adakan gripyokan tikus masaal dimana kita melibatkan seluruh patani dan akan minta bantuan kepada TNI dan Polri,” kata H Widodo.
Hal serupa juga dikatakan Sekdes Majegan, Edi, menurutnya, serangan tikus kali ini merupakan paling ekstrim dibandingkan serangan hama tikus beberapa tahun silam. “Kali ini serangan tikus terus meluas ke lahan pertanian lainnya, bahkan apapun tanamannya dipastikan dirusak tikus,” kata Sekdes Edi. (bud)